erek2 orang bisu

indonesia vs uruguay 2010 - Menperin Agus Gumiwang Ungkap Penyebab PMI Manufaktur Mengalami Kontraksi Lebih Dalam

2024-10-07 04:03:54

indonesia vs uruguay 2010,arti mimpi gorila,indonesia vs uruguay 2010
JPNN.com » Ekonomi » Industri » Menperin Agus Gumiwang Ungkap Penyebab PMI Manufaktur Mengalami Kontraksi Lebih Dalam

Menperin Agus Gumiwang Ungkap Penyebab PMI Manufaktur Mengalami Kontraksi Lebih Dalam

Rabu, 04 September 2024 – 07:08 WIB Menperin Agus Gumiwang Ungkap Penyebab PMI Manufaktur Mengalami Kontraksi Lebih DalamFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comMenteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan penyebab PMI manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 mengalami kontraksi lebih dalam. Foto: Dokumentasi Kemenperin

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku tidak terkejut angka Purchasing Manager’s Index(PMI) manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 yang terkontraksi menjadi 48,9 poin atau turun 0,4 poin dari Juli 2024.

Menurutnya, penurunan nilai PMI manufaktur tersbeut terjadi dikarenakan belum adanya kebijakan signifikan dari kementerian atau lembaga lain yang mampu menjaga kinerja industri manufaktur.

“Sekali lagi kami tidak kaget dengan kontraksi lebih dalam industri manufaktur Indonesia," kata Menperin Agus Gumiwang dalam keterangan resminya dikutip, Rabu (4/9).

Baca Juga:
  • Wamendag: Kemenperin Mendukung Kemendag Atasi Permasalahan Impor

Berdasarkan rilis S&P Global, kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 dipengaruhi oleh penurunan pada outputdan dan permintaan baru yang paling tajam sejak Agustus 2021.

Permintaan asing juga turun semakin cepat hingga paling tajam sejak bulan Januari 2023.

S&P Global juga menyebutkan adanya pelemahan penjualan yang menyebabkan peningkatan stok barang jadi selama dua bulan berjalan.

Baca Juga:
  • Skandal Demurrage: Kemenperin Pertanyakan Legalitas Kontainer Beras yang Tertahan

Menperin Agus Gumiwang mengatakan melemahnya penjualan dipengaruhi oleh masuknya barang impor murah dalam jumlah besar ke pasar dalam negeri terutama sejak Mei 2024.

“Adanya barang impor murah membuat masyarakat lebih memilih produk-produk tersebut dengan alasan ekonomis. Hal ini dapat menyebabkan industri di dalam negeri semakin menurun penjualan produknya serta utilisasi mesin produksinya,” terang Menperin Agus Gumiwang.